Pengaruh Konversi Minyak Tanah ke Gas Elpiji bagi
Masyarakat Indonesia
Penulis
Achmad Rudiyanto
29/04/2012
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan
Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah
ini yang berjudul “Pengaruh Konversi Minyak Tanah ke Gas Elpiji bagi
Masyarakat Indonesia.
Penulis telah
berusaha semaksimal mungkin dalam membuat Makalah
ini agar memperoleh hasil yang terbaik
, sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca.
Dalam
makalah ini penulis akan membahas masalah konversi minyak tanah ke gas elpiji.
Penulis
menyadari bahwa Makalah
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan Makalah ini di masa mendatang.
Akhir kata penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Bekasi , 29 April 2012
Achmad Rudiyanto
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Judul………………………………………………………………………....................................... i
Kata Pengantar……………………………………………………………....................................... ii
Daftar Isi…………………………………………………………………….................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………......................................... 1
1.1 Latar
Belakang Masalah……………………………………….................................... 1
1.2 Ruang Lingkup………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………….... 2
BAB 2 LANDASAN TEORI……………………………………………...... 3
2.1 Penjelasan
Singkat Bahan Bakar Minyak (BBM)…………............ 3
2.2 Permasalahan konversi minyak tanah ke gas elpiji………...…........ 3
2.3 Pembahasan
konversi minyak tanah ke gas elpiji………………..... 4
2.4
Dampak positif konversi minyak tanah ke gas elpiji......................... 5
2.5
Dampak negatif konversi minyak tanah ke gas elpiji…………........ 5
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………….. 6
3.1 Kesimpulan…………………………………………………….... 6
3.2 Saran……………………………………………………………. 6
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………...... 7
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Di era modern saat ini perkembangan tekhnologi sangatlah cepat .
terutama penggunaan kompor minyak sangatlah penting, khusunya untuk pengguna
yang memakai kompor minyak , kebanyakan dari kalangan perempuan atau ibu-ibu
untuk keperluan memasak dan sebagainya.
Konversi minyak tanah ke gas elpiji mempunyai dampak positif dan negatif
dari penggunanya, dengan kebijakan pemerintah yang kurang mengetahui benar
situasi dilapangan langsung bagi rakyat menengah kebawah dengan mengkonversikan
minyak tanah ke gas elpiji , dampaknya
bisa dilihat langsung dari segi financial maupun segi pengetahuan yang baru mereka ketahui.
Dari segi financial bagi rakyat menengah kebawah sangatlah jelas, mereka
harus mengeluarkan Rp15.000 per 3kg, itu sangat membebankan mereka , dengan
pendapatan yang tidak seberapa per-harinya , dan harus mengeluarkan pengeluaran
yang lebih besar.
Dari segi pengetahuan bagi rakyat menengah kebawah sangatlah terlihat.
Dalam pengetahuan baru yang mereka dapat berupa tabung gas elpiji, yang mereka
ketahui sebelumnya hanyalah minyak tanah yang mudah dipergunakan untuk memasak.
Contoh banyak kasus yang belakangan ini terjadi. ledakan gas elpiji dikarenakan
gas bocor, disini minimnya pengetahuan bagi rakyat menengah ke bawah tentang
gas elpiji.
Oleh karena itu penulis berupaya mengangkat topik yang berhubungan
dengan masalah diatas. Yaitu dampak konversi minyak tanah ke gas elpiji bagi
masyarakat Indonesia.
1
1.2 Ruang Lingkup
Dalam Makalah ini penulis membatasi masalah untuk mengkonversikan minyak
tanah ke gas elpiji.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan Makalah ini untuk para pembaca adalah dapat
mengetahui dampak konversi minyak tanah ke gas elpiji, bisa berupa dampak
positif bagi masyarakat , maupun dampak negatif yang diterima.
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Penjelasan Singkat Bahan Bakar Minyak (BBM)
Masyarakat
Indonesia merupakan salah satu
masyarakat dunia yang memiliki ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM)
sangat tinggi. Baik itu untuk keperluan rumah tangga, transportasi maupun
industri. Sehingga wajar bila negara berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan
warga negaranya yang bersifat primer ini
Program ini ditugaskan
kepada Pertamina, berkoordinasi dengan Departemen terkait. Idealnya, selisih
antara pembelian minyak tanah dan elpiji bagi masyarakat dapat dimafaatkan
untuk keperluan lain dalam rangka meningkatkan daya beli, sementara bagi
pemerintah selisih tersebut digunakan untuk pembiayaan lainnya yang lebih
bermanfaat.
Adanya
kebijakan konversi tersebut salah satunya dipicu oleh beberapa rentetan
kelangkaan minyak tanah di berbagai daerah baik di kota besar maupun di
pedesaan. Harga minyak tanah menjadi melambung karena berbagai hal seperti
masalah distribusi, penimbunan, panik dan sebab-sebab lainnya. Kebijakan
pemerintah tentang konversi minyak tanah ke elpiji merupakan sebuah kebijakan
yang cukup tepat.
Hal itu karena cadangan gas di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan minyak bumi, meski sebagian besar sudah dikonsesikan pada pihak asing. PT. PERTAMINA mencatat cadangan minyak tanah dalam minyak bumi Indonesia sangat sedikit dan bila diolah lebih lanjut dapat menjadi avtur yang bernilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan minyak tanah secara langsung.
Hal itu karena cadangan gas di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan minyak bumi, meski sebagian besar sudah dikonsesikan pada pihak asing. PT. PERTAMINA mencatat cadangan minyak tanah dalam minyak bumi Indonesia sangat sedikit dan bila diolah lebih lanjut dapat menjadi avtur yang bernilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan minyak tanah secara langsung.
2.2 Permasalahan konversi minyak tanah ke gas
elpiji
Terjadi
permasalahan ketika kebijakan ini diterapkan dimasyarakat, yaitu adanya
kecelakaan-kecelakaan disebabkan meledaknya tabung gas baik itu yang ukuran 3
kg, 12 kg, dan
50 kg .
Tidak lain disebabkan kecerobohan pengguna maupun akibat kebocoran tabung gas . Permasalahan lebih
serius terjadi ,
LPG sama dengan bahan
3
bakar
lainnya seperti premium, solar, batubara dan lain sebagainya. Semuanya merupakan
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dalam waktu singkat, berarti suatu
saat akan ada kelangkaan disebabkan berkurangnya sumber gas dunia.
Dengan adanya konversi minyak tanah ke penggunaan elpiji, ternyata hal ini bukan solusi bijak dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap energi alam yang sulit untuk diperbaharui . Kemungkinan besar pemerintah suatu saat akan mencari lagi pengganti LPG ketika harga gas bumi ini naik melebihi harga minyak tanah. Apalagi kebijakan konversi ini berlangsung singkat, banyak masyarakat terutama masyarakat miskin yang tidak terbiasa menggunakan bahan bakar gas dipaksa untuk menggunakannya. Terutama bagi mereka yang bermukim di wilayah pedesaan.
Dengan adanya konversi minyak tanah ke penggunaan elpiji, ternyata hal ini bukan solusi bijak dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap energi alam yang sulit untuk diperbaharui . Kemungkinan besar pemerintah suatu saat akan mencari lagi pengganti LPG ketika harga gas bumi ini naik melebihi harga minyak tanah. Apalagi kebijakan konversi ini berlangsung singkat, banyak masyarakat terutama masyarakat miskin yang tidak terbiasa menggunakan bahan bakar gas dipaksa untuk menggunakannya. Terutama bagi mereka yang bermukim di wilayah pedesaan.
2.3 Pembahasan konversi minyak tanah ke gas elpiji
Setiap tahunnya pemerintah menganggarkan dana lebih
dari Rp 50 Trilyun untuk mensubsidi BBM: minyak tanah, premium dan solar. Dari
ketiga jenis bahan bakar ini, minyak tanah adalah jenis bahan bakar yang
mendapat subsidi terbesar, lebih dari 50% anggaran subsidi BBM digunakan untuk
subsidi minyak tanah. Dari tahun ke tahun anggaran ini semakin tinggi, karena
trend harga minyak dunia yang cenderung meningkat.
Secara teori, pemakaian 1 liter minyak tanah setara dengan pemakaian 0.57 kg elpiji. Dengan menghitung berdasarkan harga keekonomian minyak tanah dan elpiji, subsidi yang diberikan untuk pemakaian 0.57 kg elpiji akan lebih kecil daripada subsidi untuk 1 liter minyak tanah. Secara nasional, jika program konversi minyak tanah ke elpiji berhasil, maka pemerintah akan dapat menghemat 15-20 Trilyun subsidi BBM per tahun.
4
2.4 Dampak
positif konversi minyak tanah ke gas elpiji
1. Mengurangi kerawanan
penyalahgunaan minyak tanah (minyak tanah oplosan)
2.Mengurangi polusi udara di rumah/dapur
3. Menghemat waktu memasak dan perawatan alat memasak
4. Dapat mengalokasikan minyak tanah untuk bahan bakar yang lebih komersil (misalnya bahan bakar pesawat/avtur)
5. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
2.Mengurangi polusi udara di rumah/dapur
3. Menghemat waktu memasak dan perawatan alat memasak
4. Dapat mengalokasikan minyak tanah untuk bahan bakar yang lebih komersil (misalnya bahan bakar pesawat/avtur)
5. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
2.5 Dampak negatif konversi minyak tanah ke gas
elpiji
1. Minimnya masyarakat
menengah ke bawah tentang pengetahuan tekhnologi baru berupa, kompor yang
berbahan bakar gas.
2.Sering
terjadinya kasus ledakan gas elpiji di berbagai daerah.
3.Bagi rakyat menengah ke bawah , tambah menyulitkan pengeluaran mereka , yang harus mengeluarkan kocek yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang jauh dari penghasilan mereka, yaitu sebesar Rp15.000,00 untuk mendapatkan gas elpiji berukuran 3kg , Rp50.000,00 untuk mendapatkan gas elpiji berukuran 12kg dan Rp75.000,00 untuk mendapatkan gas elpiji berukuran 50kg.
3.Bagi rakyat menengah ke bawah , tambah menyulitkan pengeluaran mereka , yang harus mengeluarkan kocek yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang jauh dari penghasilan mereka, yaitu sebesar Rp15.000,00 untuk mendapatkan gas elpiji berukuran 3kg , Rp50.000,00 untuk mendapatkan gas elpiji berukuran 12kg dan Rp75.000,00 untuk mendapatkan gas elpiji berukuran 50kg.
5
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerintah kurang siap dalam program pengalihan
minyak tanah menjadi penggunaan elpiji, dimana pemerintah seharusnya terlebih
dahulu meningkatkan kapasitas produksi dari Kilang Gas Alam milik pemerintah,
sehingga kelangkaan elpiji tidak akan terjadi. Meskipun secara hitung-hitungan
terjadi penghematan bagi masyarakat sehingga menyebabkan daya beli masyarakat
semakin meningkat, tetapi yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah
mencari energi alternatif massal yang mudah diperbaharui dan tidak bergantung
kepada energi fosil yang sulit diperbaharui dan harganya yang relatif.
3.2 Saran
1.
Pemerintah secepatnya
meningkatkan kapasitas produksi dari kilang-kilang Gas Alam milik pemerintah
untuk mengatasi kelangkaan akan elpiji.
2.
Pemerintah perlu melakukan
negosiasi kepada Jepang untuk sementara mengurangi permintaan akan elpiji demi
memenuhi kebutuhan elpiji di dalam negeri sampai pemerintah selesai membangun
kilang-kilang Gas Alam baru yang kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan akan
export dan permintaan di dalam negeri.
3.
Pemerintah perlu memperpanjang
subsidi minyak tanah, jangan terburu-buru ditarik sehingga tidak menyulitkan
masyarakat miskin.
6
DAFTAR PUSTAKA
7